Minggu, 23 November 2008

Ungkapan Hati Sebuah Keprihatinan

Seiring dengan perjalanan Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilantiklah PEMBIMAS KRISTEN (bersama BIMAS Hindu & Budha serta BIMAS Katolik) pada tanggal 06 September 2003. Setahun berlalu dilalui dengan pemain tunggal sebagai staff dan juga sebagai pimpinan dengan kategori Eselon III. Bisa terjadi karena kategori Eselon III langsung staff yang biasanya staff, lalu KASI (Kepala Seksi). Tetapi yang terjadi adalah staff langsung Eselon III.
Tepatnya akhir bahkan awal tahun 2005 baru ada formasi untuk pegawai yaitu staff PEMBIMAS. Secara efektivitas maupun efesiensi kerja PEMBIMAS terbantu walau harus melayani 24 Gereja di wilayah Sungailiat dan Pangkalpinang belum wilayah kinerja PEMBIMAS Kristen. Tetapi pada tahun 2007 tepatnya bulan 19 April, staff yang 1 orang tadi dibunuh oleh orang dengan tidak jelas motifasi pembunuhan tersebut. Informasi dari Pengadilan Negri Pangkalpinang, diperoleh berita bahwa pembunuh staff PEMBIMAS Kristen tersebut dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Berita dan fakta terbunuhnya Staff Pembimas Kristen menjadi keprihatinan di atas kertas karena simpati atas keprihatinan itu tidak ada tindak lanjut bentuk konkrit untuk mengganti staff tersebut. Situasi ini berlangsung cukup lama. Tepatnya pada akhir tahun 2007 ada formasi 1 (satu) orang Penyuluh Agama Kristen. Logisnya Penyuluh berada di lapangan dengan tugas penyuluhan, namun diminta untuk membantu menjadi staff di Kantor Pembimas Kristen. Maka Penyuluh tersebut disamping melakukan penyuluhan juga menjadi staff. Tugas ganda tanpa imbalan . . .
Yang menjadi sebuah pemikiran dan untuk dikritisi bersama antara lain:
1. Apakah semua proyeksi kebutuhan yang selama ini diusulkan ke Departemen Agama Pusat tidak sampai ke alamat?
2. Tahun 2008 tidak satupun formasi didapat baik dari instansi vertikal maupun pemerintahan daerah.
3. Apakah dengan alasan tipologi dapat mengalahkan analogi bahwa pelayanan yang baik berdasar kebutuhan?
Kami bersama rekan-rekan BIMAS NON-ISLAM yang lain sudah lelah untuk mencari cara supaya mendapat formasi porsi yang proporsional. Kami perlu solusi yang bijak oleh instansi terkait.